Cr. X acc @themoonpicts_

What’s my biggest Insecurity.

Dinda Rosalin
4 min readSep 9, 2023

--

Apa yang menjadi ketidakpercayaan terbesar saya? Saya berusia 20 tahun dan merasa belum mencapai kecantikan, kecerdasan, dan kemandirian finansial yang saya idamkan. Saya sering kali bertanya-tanya saat melihat orang lain yang tampak sempurna dalam segala hal. Mereka cantik, kaya, pintar, disukai banyak orang, dan sepertinya memiliki segalanya.

Saya telah banyak membaca tentang bagaimana pikiran dan pola pikir memengaruhi kehidupan seseorang. Bagaimana orang tetap miskin jika mereka terus memelihara pola pikir miskin, atau bagaimana seseorang dapat menjadi cantik meskipun mungkin tidak sesuai dengan standar kecantikan konvensional. Saya juga telah mempelajari tentang cara berpikir pintar, cara menjadi lebih percaya diri untuk menjadi lebih menarik, dan cara memancarkan energi positif. Semua ini memiliki nilai dan pelajaran masing-masing.

Saya menyadari bahwa saya telah memahami teorinya, namun belum sepenuhnya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya tahu bahwa perubahan tidak terjadi begitu saja, dan saya masih berusaha belajar dan tumbuh. Saya percaya bahwa dalam 5 atau 10 tahun mendatang, saya akan menjadi versi yang lebih baik dari diri saya sendiri.

Saya juga merasa belum cukup stabil secara finansial, dan ini adalah hal yang memberatkan saya. Saya adalah anak terakhir dalam keluarga, dan meskipun orang tua saya tidak secara langsung mengatakan bahwa saya adalah harapan besar mereka, saya merasa tanggung jawab ini sejak saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah saat mereka sudah menua. Mereka bekerja keras untuk menyokong keluarga meskipun dengan pendapatan yang tidak tetap, dan saya merasa tidak tahu diri karena meminta biaya kuliah yang mahal. Terkadang saya merasa sedih ketika mereka pergi bekerja di pagi hari dan kembali di sore hari, kadang mereka bahkan sakit tapi tidak mengeluh. Saya cukup dewasa untuk memahami situasi finansial keluarga, tetapi saya merasa belum berbuat banyak untuk membantu mereka.

Saya berasal dari keluarga yang tidak berpendidikan tinggi, dan saya bersyukur masih memiliki dukungan untuk kuliah, meskipun kakak-kakak saya hanya tamat SLTA. Universitas tempat saya belajar bukanlah universitas bergengsi dengan jaminan pekerjaan yang pasti bagi alumni. Namun, biaya kuliah di sini sangat mahal bagi keluarga saya. Karena kurangnya pendidikan dalam keluarga saya, saya berusaha sebaik mungkin untuk mengejar pengetahuan dan wawasan yang tertinggal. Saya merasa berbeda ketika bersama orang-orang dengan latar belakang yang berbeda.

Tentu, ada faktor fisik yang juga memengaruhi bagaimana saya merasa. Saya tidak memenuhi standar kecantikan konvensional menurut orang-orang di sekitar saya. Kulit saya gelap dan kering, alis tipis, bibir tebal, gigi besar yang tidak bertemu, tubuh kurus, pendek, dan saya merasa wajah saya tampak kusam dan lebih tua dari usia saya. Semua ini membuat saya merasa kurang percaya diri dalam hubungan dan pertemanan. Orang-orang cenderung menjauh karena sulit diajak nongkrong dan beraktivitas layaknya perempuan “cantik.” Alasan utamanya adalah karena harus berhemat, bahkan untuk produk perawatan kulit.

Bagaimana dengan kemampuan berpikir saya? Saya merasa bahwa meskipun kuliah saya bukan di universitas bergengsi, saya masih di atas rata-rata dalam kelas. Namun, saya juga tahu bahwa ada banyak orang yang lebih unggul dalam berbagai hal daripada saya. Ini sebenarnya menjadi daya tarik bagi saya dalam pertemanan, karena kita bisa saling mendukung saat tenggat waktu tugas mendekat. Meskipun begitu, pertemanan bukanlah hal yang paling penting bagi saya.

Seringkali, saya merasa diremehkan, mungkin karena penampilan dan status sosial saya yang kurang memadai. Orang mungkin memiliki kesan pertama yang tidak begitu baik tentang saya. Namun, orang-orang yang sudah mengenal saya lebih lama akan mengatakan bahwa kesan pertama itu salah.

Namun, saya tidak terlalu mempermasalahkannya. Saya berusia 20 tahun, dan saat ini masanya untuk mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri, dan berusaha menjadi lebih baik.

Orang tua selalu menjadi prioritas utama bagi saya. Saya bersyukur bisa mendampingi mereka, mendengarkan cerita-cerita mereka, dan kadang-kadang membantu mereka. Dalam hal ini, saya berkomitmen untuk selalu berbuat baik dan tidak mengecewakan mereka.

Masalah finansial adalah PR besar dalam hidup saya, dan ini juga berhubungan dengan masa depan keluarga saya. Orang tua saya harus segera pensiun dengan tenang, dan tanggung jawab ini ada pada pundak saya. Saya harus merencanakan masa depan dengan baik, mengingat banyak faktor seperti bagaimana saya akan mendidik anak saya nanti, bagaimana kehidupan setelah menikah, dan bagaimana pendidikan seseorang dipengaruhi oleh kondisi finansial dan status sosial. Semua ini adalah tantangan yang akan saya hadapi.

Tentang kecantikan, saya percaya bahwa dengan stabilitas finansial, kondisi fisik saya juga akan membaik. Namun, sebelum itu, saya harus memiliki mindset yang sederhana dan menghargai diri sendiri dalam segala hal.

Terima kasih kepada yang telah membaca. Tulisan ini adalah catatan dan jurnal pribadi saya, dan saya berharap dapat terus tumbuh dan menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri.

--

--

Dinda Rosalin
Dinda Rosalin

Written by Dinda Rosalin

0 Followers

Nothing, sometimes just Journaling my plain life

No responses yet